Fenomena Rokok Elektrik

Electronic Cigarettes
Electronic Cigarettes

Kebiasaan merokok jika ditinjau dari sudut kesehatan memang tidak baik. Bahkan belakangan ini, di setiap kemasan atau bungkus rokok penuh dengan gambar-gambar yang menakutkan, mungkin pemasangan gambar-gambar tersebut bertujuan kampanye stop rokok.

Yang menarik ternyata kehadiran rokok eletrik yang juga mulai menjadi gaya hidup atau trend baru di kalangan masyarakat ini digital modern. Dan tentunya juga menjadi perdebatan diantara para pakar kesehatan tentang baik atau tidak tentang rokok elektrik jika ditinjau dari sudut kesehatan. 

53 Ilmuwan Mengirimkan Petisi Kepada Regulator Untuk Membiarkan Rokok Elektrik

Pada saat WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) mencoba untuk memberlakukan peraturan yang lebih ketat terhadap rokok elektrik, sebuah grup ilmuwan yang terdiri dari 53 ilmuwan terkenal dari seluruh dunia bergabung dan mengirimkan sebuah surat terbuka yang membela rokok elektrik. Surat tersebut ditujukan kepada Direktur WHO, Margaret Chan dan ditandatangani oleh para ilmuwan terkemuka dari Amerika, Eropa, Asia dan Australia. Para ilmuwan mendesak agar WHO tidak memberlakukan peraturan terhadap rokok elektrik karena akan berdampak pada malapetaka kesehatan dunia dalam jangka panjang.

Setelah pejabat resmi WHO mendiskusikan tentang rokok elektrik pada pertemuan tahun lalu, informasi dari dokumen yang bocor mengindikasikan bahwa rokok elektrik akan diklasifikasikan sebagai produk rokok konvensional di dalam kerangka hukum pada peraturan yang mengontrol peredaran tembakau.

Ketika berita tentang kebocoran informasi tersebut telah tersebar luas di seluruh dunia, makin banyak ilmuwan dan ahli kesehatan yang memberikan perhatian terhadap masalah ini dan menguatirkan bahwa WHO mungkin bergerak terlalu dini tanpa informasi yang cukup. Ini dapat mengakibatkan kerusakan yang sangat besar terhadap kampanye global untuk melawan penyakit yang ditimbulkan oleh rokok konvensional.

Untuk menanggapi hal tersebut, para ilmuwan ini menulis sebuah surat terbuka yang mengutarakan kepedulian mereka dan mendesak WHO untuk mempertimbangkan hal tersebut. “Rokok elektrik adalah salah satu inovasi kesehatan yang paling penting pada abad ke 21 yang mungkin dapat menyelamatkan jutaan jiwa. Keinginan untuk mengontrol dan menekan produk ini ke dalam klasifikasi rokok konvensional harus ditolak mentah-mentah”, demikian yang tertulis dalam surat tersebut.

Apabila WHO telah menetapkan peraturan bahwa rokok elektrik diklasifikasikan sama dengan rokok konvensional, maka akan banyak negara yang mengikuti tindakan tersebut dengan menaikkan pajak, melarang kampanye iklan, dan melarang penggunaan rokok elektrik pada tempat umum. Semua hal tersebut dapat menyakiti industri rokok elektrik dan memperkecil kemungkinan para perokok konvensional untuk beralih ke rokok elektrik sebagai strategi untuk mengurangi resiko kesehatan terhadap dirinya.

Bukan hanya para ilmuwan saja yang menyokong gerakan rokok elektrik ini. Yang mengejutkan, para perusahaan rokok konvensional juga ikut membela rokok elektrik, mungkin karena banyak dari mereka yang sudah mengeluarkan produk rokok elektrik di dalam jajaran portfolio produk mereka, untuk mengimbangi keuntungan mereka yang makin berkurang pada penjualan rokok konvensional.

Kingsley Wheaton dari BAT (British American Tobacco) mengatakan pada Reuters bahwa mengklasifikasikan rokok elektrik ke dalam peraturan rokok konvensional membuat para perokok semakin sulit untuk mengganti kebiasaan merokok mereka kepada sesuatu yang lebih baik.

Menaggapi surat tersebut, pimpinan dari Program Bebas Tembakau WHO, Arumando Peruga mengatakan bahwa saat ini belum ada keputusan final resmi tentang rokok elektrik. Topik tentang rokok elektrik akan dibicarakan kembali pada pertemuan WHO di Moskow pada bulan Oktober 2014. “Pada saat ini saya hanya bisa mengatakan kami sedang mengembangkan masalah ini dan keputusan final akan segera tersedia untuk Anda”, kata Arumando.

Para ilmuwan di dunia tidak tinggal diam menanggapi hal ini. Gerry Stimson, profesor senior di Imperial College London ikut membantu mengorganisasi surat terbuka ini. Beliau mengatakan pada Reuters bahwa WHO melakukan pendekatan yang aneh tentang rokok elektrik dan ingin memberlakukan peraturan yang lebih keras dibandingkan Badan Pengatur Undang-Undang serupa di Amerika Serikat dan Eropa. “Kami ingin membuat suara yang lantang tentang hal ini sebelum masalah ini diam menjadi batu”, katanya.

Untuk sekarang, kita hanya bisa menunggu bagaimana WHO akan menyikapi hal ini pada bulan Oktober nanti. Sebuah isyarat positif bahwa banyak ahli kesehatan dan ilmuwan yang menyuarakan suara positif tentang rokok elektrik. Komunitas ilmiah memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mendapatkan kemenangan terhadap masalah rokok elektrik ini. Mari berharap para ahli ini terus berjuang untuk memajukan industri rokok elektrik ini dengan dukungan studi-studi lanjutan mereka agar dapat memberikan perspektif dari segi kesehatan.

Apakah menurut kamu WHO akan mengubah pendapat mereka tentang rokok elektrik atau kita ditakdirkan untuk melihat rokok elektrik akan diregulasikan ke dalam peraturan tentang rokok konvensional?

sumber: churnmag

Ahli Kesehatan menyatakan bahwa Rokok Elektrik Dapat Menyelamatkan 50,000 Jiwa Setiap Tahun

Minggu lalu, WHO mengeluarkan pernyataan resmi untuk berhati-hati terhadap rokok elektrik dan mendesak untuk mengeluarkan peraturan baru tentang hal ini. Namun para ahli kesehatan di London menyalahkan pernyataan WHO sebagai menyesatkan dan menyatakan bahwa rokok elektrik berpotensi memperbaiki kesehatan masyarakat dan menyelamatkan 50.000 jiwa per tahun di Inggris. Bantahan ini diterbitkan dalam jurnal kesehatan Addiction minggu ini. Penulis termasuk ahli kesehatan dari Departemen Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat di University College London, Unit Penelitian Ketergantungan Tembakau di Universitas Queen Mary, dan Pusat Kecanduan Nasional di King’s College.

Di dalam bantahannya, para ahli kesehatan menyatakan bahwa WHO membuat pernyataan yang keliru dan sebagian besar bukti ilmiah yang digunakan telah disalah artikan. Berdasarkan data penelitian saat ini, para ilmuwan percaya bahwa setiap satu juta perokok yang beralih ke rokok elektrik, ada 6.000 kematian yang dapat dicegah per tahun. Menggunakan perhitungan tersebut, jika setiap perokok di Inggris beralih menggunakan rokok elektrik, maka akan ada 50.000 jiwa yang terselamatkan setiap tahunnya. Dengan adanya potensi yang luar biasa tersebut untuk menghentikan kematian yang berhubungan dengan merokok, seharusnya orang-orang tidak perlu terus dingatkan untuk beralih menggunakan rokok elektrik.

Ketika WHO menyatakan bahwa rokok elektrik berpotensi menjadi pintu gerbang awal untuk menuntun anak-anak muda pada kecanduan tembakau, para ahli kesehatan mengatakan tidak ada bukti untuk mendukung pernyataan tersebut. Bahkan, studi menunjukkan bahwa kurang dari satu persen dari anak-anak muda yang melaporkan telah mencoba rokok elektrik tidak pernah mengisap rokok konvensional. Yang seringkali terjadi adalah anak-anak muda yang telah mencoba rokok konvensional sebelumnya kemudian beralih menggunakan rokok elektrik.

Para ahli kesehatan juga mempermasalah pernyataan WHO bahwa rokok elektrik mengandung racun dan penggunannya di dalam ruangan harus dilarang. Isi dari bantahan para ahli kesehatan tersebut menyatakan bahwa racun yang dikeluarkan para pengguna rokok elektrik sangat minimal, apabila dibandingkan dengan racun yang terdapat pada jalanan umum sebuah kota yang ramai. Lebih lanjut, para ahli kesehatan juga menyatakan bahwa rokok elektrik memberikan sebuah jalan keluar yang sangat efektif untuk berhenti merokok.

Pada saat WHO juga menyatakan bahwa rokok elektrik dapat terus melanjutkan ketergantungan orang pada nikotin, para ahli kesehatan menyatakan bahwa hal tersebut tidaklah benar. Faktanya adalah rokok elektrik sangat membantu para perokok untuk mengatasi kecanduan merokoknya, seperti halnya koyo bernikotin (nicotine patch) yang dapat dibeli di apotek manapun.

Profesor Peter Hajek dari Universitas Queen Mary mengatakan bahwa pernyataan WHO tersebut sangat merusak dan tidak benar. “Ini adalah sebuah rekomendasi dari WHO yang sangat merugikan pada kesehatan masyarakat. Rokok elektrik mempunyai efek revolusioner pada kesehatan masyarakat jika para perokok beralih menggunakan rokok elektrik”, katanya. Profesor Peter juga mengatakan bahwa pelarangan rokok elektrik sama halnya dengan pelarangan adanya sistem pemanas ruangan otomatis (karena bisa saja sistem pemanas ruangan mengalami korslet dan menyebabkan kebakaran – Red) dalam rumah, dan mewajibkan semua rumah untuk membuat pemanas ruangan tradisional dari kayu bakar. Yang mana yang lebih berbahaya? Sistem pemanas ruangan otomatis atau pemanas ruangan tradisional dari kayu bakar? Hal yang sama berlaku juga untuk rokok elektrik. Resiko yang ditimbulkan dalam pelarangan rokok elektrik sangat jauh lebih besar dibandingkan resiko memperbolehkan rokok elektrik.

Profesor Robert West dari University College London mengatakan bahwa pernyataan WHO adalah “tidak bermoral” dan “tidak masuk akal”. Beliau menyatakan bahwa rekomendasi WHO tersebut tidak merefleksikan studi, riset dan temuan ilmiah tentang akibat dari rokok elektrik. Pada kenyataannya, jumlah perokok konvensional terus berkurang dengan adanya rokok elektrik. Profesor Robert juga menyatakan bahwa kurang dari 0.2 persen pengguna rokok elektrik adalah orang yang tidak merokok sebelumnya, dan sebagian besar orang yang menggunakannya bertujuan untuk menghentikan kebiasaan merokoknya. Beliau juga menyatakan bahwa studi membuktikan bahwa penggunaan rokok elektrik jauh lebih efektif dibandingkan dengan alat pengganti nikotin lainnya.

“Ini adalah tentang para perokok yang membunuh dirinya sendiri. Mengisap rokok konvensional akan mengurangi umur mereka sebanyak 6 jam setiap harinya”, demikian pernyataan Profesor Robert. “Inggris adalah salah satu kawasan liberal untuk hal yang berhubungan dengan rokok elektrik di dunia jadi apabila akan terjadi masalah yang ditimbulkan oleh penggunaan rokok elektrik, hal itu akan berawal di sini… Saya mengerti permasalahan tentang hal ini tapi adalah sangat penting untuk para ahli kesehatan pemerintah untuk memisahkan opini publik tentang rokok elektrik dengan fakta sebenarnya”.

Profesor Ann Mcneill dari King’s College setuju bahwa ini adalah waktu bagi WHO untuk melihat fakta ilmiah sebenarnya tentang rokok elektrik, dibandingkan dengan keputusan yang dibuat hanya berdarkan prasangka pribadi saja. “Faktanya adalah penggunaan rokok elektrik pada tempat publik di Inggris diperbolehkan dan sesuai fakta ilmiah yang ditemukan. Tapi menurut saya masih ada keprihatinan terhadap implikasi dari peraturan yang diterapkan oleh European Tobacco Directive”, katanya kepada media. “Hal itu akan mempersulit kegiatan marketing dan kekuatan produk itu sendiri (rokok elektrik – Red), dimana seharusnya produk tersebut dapat mengambil market dari produk-produk lain yang dapat membantu untuk berhenti merokok”.

Profesor Ann juga mengemukakan bahwa rokok elektrik sangat efekti untuk membantu para perokok di London, sehingga NHS (salah satu klinik terapi berhenti merokok – Red) saat ini menggunakan rokok elektrik di dalam salah satu programnya. Sangat jelas bahwa rokok elektrik sangat berguna bahkan hanya dengan melihat banyaknya orang yang terselamatkan olehnya. Ini adalah waktunya bagi WHO dan organisasi kesehatan lainnya untuk memeriksa hasil pemeriksaan rokok elektrik yang ada dan berhenti mengambil keputusan hanya berdasarkan opini personal semata.

sumber : churnmag

vapehan

Recommended For You