Napak Tilas Tujuh Kenangan Bob Marley

Photo: Sigfrid Casals-Getty Images
Photo: Sigfrid Casals-Getty Images

Rambut gimbal dan warna-warni merah-kuning-hijau. Bob Marley telah membuat reggae identik dengan dirinya dan Jamaika. Di tangannya, musik yang terkesan jalanan menjadi terlaris sepanjang masa. Ia mampu menjual sampai lebih dari 75 juta kopi rekaman semasa hidupnya.

Yang membuat Marley dikenal adalah keterusterangan musiknya. Selain menyenandungkan nada ritmik yang membuat orang ingin menari, ia juga melantunkan lirik yang jujur. Marley tidak pernah takut bicara soal cinta maupun moral, tentang benar atau salah.

Tentang rasialisme misalnya, ia pernah berkata, “Jika Anda putih dan Anda salah, maka Anda salah. Jika Anda hitam dan Anda salah, maka Anda juga salah. Manusia ya manusia. Hitam, biru, merah muda, hijau. Tuhan tidak menciptakan aturan soal warna. Hanya masyarakat yang menciptakannya, membuat orang menderita.”

Ia juga pernah berkata pada The Guardian, “Ada tanda untuk menjadi manusia yang tidak peduli dan tidak disiplin. Saya memilih memahami situasi, mengatakan apa yang benar dan salah.”

Marley kini tak lagi bisa memberi ‘wejangan’ sederhana lewat kata-katanya. Pada 11 Mei 1981, ia meninggal di Cedars of Lebanon Hospital pada usia 36 tahun. Penyebaran melanoma ke paru-paru dan otak yang menjadi penyebab kematiannya. Ia dimakamkan secara kenegaraan dan agama.

Meski begitu, suara santainya saat menyenandungkan lagu, tetap terdengar di mana-mana. Musiknya abadi. Komunitas reggae merebak, memuja Marley sebagai idolanya. Jumat (6/2) ini, jika Marley masih hidup, ia akan genap berusia 70 tahun. Sebuah festival selama enam hari berturut-turut, digelar warga Jamaika.

Mereka, dan pencinta Marley dari seluruh dunia, larut mengingat sang legenda reggae dengan kemeriahan festival. Mari mengenang pula dengan mengingat fakta-fakta penting dalam hidupnya, seperti yang dikutip dari Clash Music berikut.

Nama Perempuan
Marley lahir dengan nama yang agak feminin. Nesta Robert Marley. Karena Nesta dianggap sebagai nama perempuan, ia menukarnya sebagai nama tengah. Robert terasa lebih maskulin.

Bukan hanya itu yang aneh dari akta lahir Marley. Ia juga tertulis lahir pada 6 April 1945, padahal sebenarnya 6 Februari. Itu disebabkan, sang ibu butuh waktu untuk mendaftarkan Marley secara administratif. Tanggal yang tercatat kemudian adalah tanggal pendaftaran, bukan kelahiran.

Pandai Meramal
Saat usianya masih empat tahun, Bob Marley bisa membaca telapak tangan. Sang ibu yang awalnya tak percaya, akhirnya syok saat mengetahui “ramalan” Marley lewat telapak tangan ternyata benar terjadi.

Tapi saat ia beranjak dewasa, Marley sudah “pensiun” jadi peramal. Saat diminta membaca telapak tangan, ia berkata, “Saya tidak lagi membaca telapak tangan. Saya menyanyi sekarang,” dengan santai.

Kulit Putih
Di kalangan penduduk asli Kingston, Marley justru dikenal sebagai anak “kulit putih.” Itu disebabkan ras campuran yang dimilikinya, Eropa-Jamaika. Itu terlihat jelas di wajahnya.

Marley pun merasa sangat terasing dan minder. Namun lingkungan itu yang membentuknya menjadi punya harga diri dan kepercayaan diri. Jika bukan karena itu, ia tak menjadi Bob Marley.

Ahli Matematika
Saat di sekolah, pelajaran yang paling disukai Marley adalah Matematika. Meski penampilannya seperti seorang pemberontak, ia bukan anak nakal di sekolah. Ia selalu mendapat nilai terbaik di bidang matematika, dan suka tinggal lebih lama di sekolah.

Sayang, itu tidak mengikutinya sampai dewasa. Saat muda, Marley menjadi seorang tukang las, lalu bermain musik.

Pernah Dipenjara
Ya, Marley pernah menghabiskan sekitar satu bulan di penjara. Itu terjadi setelah ia ditangkap atas kepemilikan mariyuana, yang hingga kini identik dengan masyarakat Jamaika dan penyanyi reggae.

Di penjara itu, Marley bertemu banyak tahanan dan berhubungan baik dengan mereka. Tahanan-tahanan itu yang memotivasinya menulis lagu dengan pesan politik maupun konten moral dan sosial.

Nyaris Diamputasi
Penyakit melanoma—kanker kulit berbahaya—yang diderita Marley diketahui sejak sekitar 1977. Saat itu, Marley cedera karena bermain bola. Ketika dokter memeriksanya, diketahui bahwa pria yang dikenal sebagai playboy itu punya melanoma yang sudah dalam tahap berbahaya, di bagian jari kaki.

Dokter menyarankan untuk amputasi, tapi ditolak Marley karena alasan agama. Kanker itu pun menyebar, dan menyebabkan kematian pada 1981.

Dikubur bersama Mariyuana
Saat Marley sudah benar-benar sakit, ia ingin mengakhiri hidupnya di Jamaika, yang menjadi tanah kelahirannya. Namun Tuhan sepertinya tidak mengizinkan. Kondisi Marley semakin parah saat dirinya dalam perjalan dari Jerman menuju Jamaika. Ia hanya kuat sampai Miami, Florida.

Sesampainya di sana, ia langsung dilarikan ke rumah sakit untuk pengobatan segera, Kanker melanomanya sudah menyebar sampai ke paru-paru dan otak. Marley meninggal dengan kata-kata terakhir untuk putranya, Ziggy: “Uang tidak bisa membeli hidup.”

Ia dimakamkan di kapel dekat tempatnya lahir, bersama dengan bola sepak, gitar Gibson Les Paul kesayangannya, dan sejumput mariyuana.

sumber: CNN

Recommended For You

1 Comment

Comments are closed.